Langsung ke konten utama

Taman Reptil Purbalingga

Burung Kakak Tua
Hinggap di jendela
Nenek sudah tua
Giginya tinggal dua.............

Setelah melewati petugas pemeriksa karcis masuk, tepat depan sebelah kirinya ada burung Kakak Tua yang bulunya berwarna putih di dalam sangkar yang akan menyambut kedatangan anda. Jika anda mengucapkan salam “assalamualaikum”, si Kakak Tua akan menjawab salam anda dengan ucapan yang sama pun  apabila anda mengucapkan “selamat pagi”, si Burung akan menjawab “selamat pagi”.
Taman Reptil yang berada wilayah Kabupaten Purbalingga -viral dengan rintisan Kampung Online- di Provinsi Jawa Tengah dapat menjadi alternatif pilihan berwisata bersama teman ataupun keluarga. Kebun binatang dengan ukuran mini ini disebut taman Reptil karena sebagian besar hewan yang terdapat di dalamnya adalah hewan yang masuk ke dalam kelompok kelas Reptilia. Selain itu, juga terdapat museum Insec atau Serangga yang telah diawetkan, koleksi wayang golek maupun wayang kulit dan koleksi jenis-jenis batu dari berbagai zaman. Dan jika anda ingin naik kuda, tersedia satu ekor kuda yang siap menemani anda berkeliling di dalam taman, tentu bersama pawangnya.
Apabila anda kecapekan setelah berkeliling taman, tidak jauh sebelum pintu keluar terdapat kolam ikan yang memang disediakan untuk istirahat plus terapi. Sambil istirahat duduk di tepian, kedua kaki dimasukkan ke dalam  kolam dan  ikan-ikan pun akan segera menyambar “menikmati” kedua kaki anda. Pilihan lain, anda bisa duduk-duduk beristirahat tepat di depan kolam di bawah pohon yang rindang sambil menikmati nasi Rendang yang telah anda siapkan.
Saat anda masuk taman Reptil anda disambut burung Kakak Tua, kini saat anda akan keluar taman anda dilepas oleh ular Piton karena tepat sebelum pintu keluar terdapat dua kandang ular berukuran besar.  Itulah sekilas mini world animals yang dapat menjadi hiburan dan apabila anda ingin objek wisata air tidak jauh dari taman Reptil terdapat Owabong (Obyek Wisata Air Bojongsari) di Bojongsari dengan ragam dan macam sarana permainannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perang Itu Belum Berakhir

  Salah satu untuk mengalihkan perhatian terhadap peradaban Islam adalah perang Salib. Dalam sejarahnya, perang Salib pernah terjadi di antara sesama mereka dan juga menyasar kaum Yahudi. Kejadian Perang Salib Kataris pernah dijadikan legitimasi atas pembantaian di antara sesama Kristen, bahkan dalam perkembangannya berakhir menjadi kepentingan politik. Perang konvensional adalah menumpahkan darah sesama makhluk ciptaan Tuhan. Tidak hanya kepada makhluk yang bernama manusia, makhluk yang pun bisa kena imbasnya. Perang adalah pilihan jalan terakhir, apabila semua jalan menempuh damai sudah buntu. Ada adab-adab dan prasyarat perang dalam Islam, yaitu: Dilarang membunuh anak-anak, wanita, dan orang tua. Kecuali mereka dengan bukti yang jelas melindungi pasukan lawan dan melakukan perlawanan dan dilarang dibunuh jika sudah menyerah, termasukan pasukan yang telah menyerah. Dilarang membunuh hewan, merusak tanaman dan merusak habitatnya. D ilarang merusak fasilitas umum dan tempat ibadah da

“Wong Pinter Kalah Karo Wong Bejo”

       “Wong pinter kalah karo wong bejo” (orang pandai kalah sama orang beruntung) itu idiom yang masih ada dan dipakai oleh sebagian orang untuk menilai keberhasilan seseorang. Kalau pinter dalam kontek prestasi akademik, yang berarti berkorelasi dengan level pendidikan seseorang yang dibandingkan dengan orang yang berkelimpahan materi sementara yang bersangkutan prestasi akademiknya biasa saja bahkan sempat tidak naik kelas/tingkat dan berujung drop out, maka labeling wong pinter kalah karo wong bejo boleh-boleh saja yang dijadikan tolok ukur. Fenomena tersebut sesungguhnya telah banyak dikupas oleh para motivator. Mayoritas mereka sepakat bahwa  kecerdasan yang bisa membuat orang menjadi sukses tidak hanya karena I ntelligence Q uotient (IQ) tinggi yang ujudnya diukur dengan prestasi akademik. Selain IQ, juga ada Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosi/sosial dan yang ketiga adalah Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spritual. Masing-masing dari jenis kecedasan itu memp

20 Meter Tidak Lebih Jauh dari 20 Km

  “Setiap hari sanggup menempuh jarak 20 km, bahkan 60 km lebih, namun masjid yang hanya berjarak 20 m tidak sanggup mendatangi setiap waktu panggilan shalat berkumandang…”.   Ungkapan tersebut disampaikan H . Tatto Suwarto Pamuji (69 Tahun - mantan Bupati Cilacap  empat tahun dan dua periode jabatan)  mengawali ceramah Subuh, Jumat 22 Maret 2024 di masjid Al Firdaus yang berdekatan dengan Polsek kecamatan Cilacap Utara sisi Selatan lapangan Krida kelurahan Gumilir. Hal tersebut disampaikan kepada para jamaah mengingat shalat wajib berjamaah dan dilaksanakan di masjid khususnya bagi kaum Adam (laki-laki) serta tepat di awal waktu adalah amalan yang sangat utama. Lebih jauh juga dijelaskan, kesuksesan seseorang sangat berkaitan dengan kualitas yang bersangkutan di dalam mengerjakan ibadah shalat. Apabila ibadah shalat dilaksanakan secara berkualitas dengan tidak asal  menggugurkan kewajiban sebagai seorang muslim, maka kesuksesan dalam kehidupan akan selalu bersamanya. Sehingga segera t