Langsung ke konten utama

Jangan Pipis Sembarangan

Semua sepakat kalau air kencing adalah barang kotor dan aroma baunya yang menyengat pasti mengganggu, lebih-lebih bagi anda yang menyukai Jengkol, Pete, Jaling, Petai Cina (Mlanding) dan yang se-family-nya dengannya. Jadi untuk berhajat yang satu ini mesti di tempat yang aman, pencahayaan dan sirkulasi udaranya tidak terganggu. Maka tidak perlu heran, karena sangat jengkel dengan ulah sebagian orang yang pipis sembarangan lantas dibuatkan papan pengumuman peringatan “YANG BOLEH KENCING DI SINI HANYA ANJING”. Anda cukup mengelus dada atau memegang kening dan mendokan agar mereka kencing pada tempatnya.
Model tempat/dudukan/peralatan kencing saat ini sudah beraneka ragam tersedia di pasaran. Bahkan di tempat-tempat fasilitas umum modelnya ada yang telah mengakomodir bagi mereka yang dalam kondisi tidak sehat/normal, meski masih terbatas di stasiun kereta api utama, bandara besar dan hotel berbintang.   
Baru dua meter setelah pintu masuk toilet di salah satu hotel di kota Surabaya saya berhenti melangkah ketika mendapati model tempat kencing seperti pada gambar foto yang saya abadikan delapan bulan yang lalu (awal September 2017). Saya berbalik arah tidak jadi pipis, mencari toilet yang lain.  Mengapa berbalik arah ?. Sebab jika kencing dengan kondisi model seperti itu dipastikan 99,99 persen cipratan air kencing akan mengenai celana.


Akibat Kencing Sembarangan
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kebanyakan siksa kubur karena kencing” (HR. Ahmad, Ad Daruquthni, dan Al Hakim dari jalur Abu ‘Awanah, dari Al A’masy, dari Abu Sholih).
Al Hakim mengatakan bahwa meski hadits tersebut tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, hadits ini sesuai syarat yang ditentukan Bukhari dan Muslim dan ia katakan bahwa hadits tersebut tidak diketahui memiliki ‘illah (cacat) serta hadits ini memiliki penguat dari hadits Abu Yahya Al Qotton. At Tirmidzi dan Bukhari ditanya mengenai hadits ini, mereka katakan bahwa hadits ini shahih, begitu pula Ad Daruquthni mengatakan bahwa hadits ini shahih (Sumber : https://rumaysho.com/3768-banyak-siksa-kubur-disebabkan-kencing-yang-tidak-bersih.html).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masjid Cordoba Saksi Kejayaan dan Kemunduran Islam

  Di atas kubah masjid ada lambang bulan sabit dan bintang, itu adalah lambang kejayaan dan dalam sejarah Islam sehingga masjid memegang peranan penting untuk kemajuan peradaban. Masjid yang pertama kali di bangun nabi Muhammad Saw adalah masjid Quba, kemudian masjid Nabawi. Masjid ini selain sebagai tempat beribadah, juga difungsikan sebagai tempat menuntut ilmu, bermusyawarah dan mengatur strategi perang. Seiring dengan berjalannya waktu, fungsi masjid semakin sangat sentral. Di dalam kompleks masjid di bangun sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan observatorium. Masjid menjadi tempat yang paling banyak dikunjungi orang daripada tempat lainnya. Orang pergi ke masjid tidak hanya berniat beribadah di dalamnya, tetapi juga menuntut ilmu dan berdiskusi.  “Di era kejayaan Islam, masjid tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, namun juga sebagai pusat kegiatan intelektualitas,” ungkap J. Pedersen dalam bukunya berjudul  Arabic Book. Senada dengan J. Pedersen,  s...

Produksi Dulu atau Pasar Dulu

        Kamis,   25 Agustus selepas shalat Magrib lanjut pengajian tafsir Quran rutin setiap malam Jumat yang dilanjutkan shalat Isya’ di masjid Al Hikmah jalan Damar tepat di samping SMP Muhammadiyah Cilacap, saya meluncur ke hotel Sindoro Cilacap menjumpai kawan lama teman seangkatan   waktu sekolah di SMPN I Cawas kab Klaten. Kedatangan kawan lama saya itu dalam rangka membantu atau asistensi koleganya dalam perancangan pendirian pabrik sampai dengan pengoperasiannya untuk mengolah bijih plastik menjadi produk peralatan penunjang yang salah satu pengaplikasian produknya di dermaga. Banyak hal yang dibahas/disikusikan dalam obrolan kurang lebih dua setengah jam (20.40 s.d. 23.15) dengan kawan lama saya itu. Pokoknya sangat lengkap tema yang dibahas, poleksosbudhankam. Koleganya pun turut datang bergabung ngobrol di lobby hotel sambil minum jus jambu, kalau saya cukup air putih, sudah malam soalnya. Ada yang menarik dari pernyataan kawan lama saya: “Prod...

Perempatan Monjali

  Waktu sama-sama menunggu lampu tanda Hijau, tepat di depan mobil saya ada mobil Wuling warna putih yang di kaca belakangnya ditempel stiker “Marilah Sholat” sehingga muncul ide mengambil foto. Lokasi antrian kendaraan yang sedang menunggu tanda Hijau lampu lalin adalah di perempatan Monjali atau Monumen Jogja Kembali. Bagi yang tidak asing dengan perempatan itu, akan langsung tahu kalau titik lampu merah di jalan Ringroad Utara Yogyakarta atau kurang lebih 1,5 km sebelum terminal Jombor dari arah timur. Yogyakarta memang mempunyai kekhususan wilayah sehingga disebut daerah istimewa. Bergabungnya dengan NKRI pun berdasarkan Maklumat Sri Sultan Hamengku Buwono IX di tahun 1951 sehingga sebelumnya merupakan wilayah kerajaan yang berdaulat –cikal bakalnya kerajaan Mataram Islam Panembahan Senopati (Danang Sutawijaya) putra Ki Ageng Pemanahan atas persetujuan Pangeran Benawa (putra sultan Hadiwijaya alias Joko Tingkir) https://majumelangkah.blogspot.com/2023/08/kebersahajaan-ki-ageng...