Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Umrah Haji Hanya Buang-buang Duit !?

  Pernah ada nada sumbang yang mengatakan kalau umrah dan haji hanya buang-buang uang dan hanya menguntungkan kerajaan Arab Saudi saja. Apabila disebut hanya buang-buang uang, lantas yang plesiran wisata ke benua Eropa, Afrika, Amerika, Australia dan Asia apa juga mau dibilang hanya buang-buang uang. Demikian pula, dikatakan hanya menguntungkan kerajaan Arab Saudi saja, apa yang plesiran wisata ke negara-negara selain Arab Saudi apa juga mau disebut hanya menguntungkan negara itu saja ( red: https://majumelangkah.blogspot.com/2019/11/propaganda-perang-kata-kata.html ).  Terus belum lama, ada media nasional yang konten beritanya mem- framing peristiwa kematian sekeluarga di sebuah komplek perumahan Jakarta Barat disandingkan dengan kesolehan sosial haji, padahal juga bukan sedang musim haji. Toh kalau pun sedang musim haji, apa juga pantas dan membolehkan membuat framing negatif peristiwa tersebut dengan soal haji.  Siapapun penulisnya atau kontributornya, dewan redaksi khususnya pimp

Selingkuh

  “Ooo kamu ketahuan pacaran lagi…” adalah potongan lirik lagu yang menyoal perselingkuhan. Juga senada dengan lagu Anggun C Sasmi di awal tahun 1990, tua-tua keladi: “…ngakunya bujangan ternyata cucunya segudang…” dan kata orang lebih romantis jika “Sepiring Berdua” dalam “Gubuk Derita”. Yah, sebaiknya jangan berlama-lama menderita meski berdua. Dalam perjalanan mudik dari Kupang provinsi NTT ke Kebumen tepatnya di perjalanan dengan bus Surabaya – Yogyakarta di tahun 2003, saya ngobrol panjang lebar dengan penumpang pria paruh baya yang duduk tepat di sebelah tempat duduk saya. Tema obrolan pun sampai pada pola hubungan antara suami dengan isteri. Terucap olehnya waktu itu: “Kalau saya sudah umur-umur segini (menjelang 50 th) dengan isteri sudah seperti teman sendiri, jadi sudah biasa-biasa saja”. Karena dia tahu kalau saya pulang habis menjenguk anak-anak di Kebumen. Bisa jadi dia mau bagi pengalaman dengan saya yang lebih muda atau bisa juga dia “curhat” terkait keharmonisan denga

To Win or Lose is not The Only Thing

  Menang atau pun kalah dalam suatu pertandingan adalah hal yang biasa, demikian pula menang atau kalah bukanlah satu-satunya hal yang akan dikejar - to win or lose is not the only thing .  Bermain keras adalah suatu keniscayaan apabila ingin meraih sebagai pemenang, tetapi selalu bermain adil itu adalah tujuan - playing hard but always playing fair .                Jika masih ingat, kedua potongan lirik lagu di atas adalah lirik lagu “To Be Number One” pada ajang kompetisi sepak bola dunia World Cup tahun 1990 di Italia yang saat itu Jerman yang menjadi juara dunia.  Karena begitu bergengsi ajang World Cup sehingga banyak negara memperebutkan agar dapat menjadi tuan rumah penyelenggaraannya. Bahkan, kita mendengar ada sas sus ada negara yang "menyogok" FIFA agar dipilih menjadi tuan rumah.           Abdullah Summy (jurnalis Republika) pernah mengatakan bahwa sulit bagaimana beragumentasi soal nilai ideologis yang termuat dalam setiap tindakan boikot kepada lawan politik, seb

Di Bawah Kaki Ibu Ada Surga

Dalam satu kesempatan di pagi hari semeja dengan Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, saya katakan kepada beliau: “Bapak sepertinya masih nampak lelah?” . Tatto Suwarto Pamuji sebelumya seorang pengusaha dan bupati terlama di Indonesia (2011 s.d 2022) secara berturut. Beliau lalu cerita panjang lebar dan sampailah pada titik respon: “Semalem saya tiba-tiba kangen sama orang tua. Selepas isya’ saya ke Majenang (kurang lebih 2 jam perjalanan dari kota Cilacap) ke kuburan orang tua. Di tengah guyuran hujan, saya berdiam diri mengenang masa-masa saat masih bersama terutama masa kecil dan saat masih sekolah serta berdo’a. Pukul 02.00 saya kembali ke Cilacap dan tadi sempat subuh berjamaah di komplek bupati”. Beliau juga mengisahkan perjalanan dalam mencari jodoh. “Waktu mencari jodoh, saya selalu berkonsultasi dengan ibu. Ada beberapa yang sudah saya kenalkan ke ibu dan saya pun mundur bila ibu tidak berkenan. Jodoh tak kemana, waktu bu Tetty Rohatiningsih (isteri pak Tatto yang juga an

Saya Merasa Malu

     Kiprah kemanusiaannya yang telah ditorehkan Alun Joseph atau Babah Alun yang lebih dikenal dengan nama Jusuf Hamka bisa dibilang tidak berbilang. Ia raja jalan tol/anak angkat ulama besar Buya Hamka memutuskan masuk Islam/mualaf sejak tahun 1981 dengan dibimbing Buya Hamka. Belum lama anak putrinya Fitria Yusuf ( CEO dari PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk ) mengikuti jejak sang ayah, mualaf di tahun 2020.      Di dalam sebuah podcast Jusuf Hamka juga mendeklarasikan akan membangun 1000 masjid selama dirinya masih hidup dan apabila belum terwujud sepeninggalnya Jusuf Hamka akan mewasiatkan kepada anak keturunannya untuk diteruskan. “Karena apa yang saya miliki lebih dari cukup untuk itu”, pungkas Jusuf Hamka di podcast tersebut.      Tidak kalah cetar membahana apa yang telah dilakukan sosok mualaf pada awal tahun 2000 Dr. Koh Steven Indra Wibowo (ketua Mualaf Center Indonesia) yang belum lama meninggal (semoga Allah merahmatinya) yang juga sahabat dekat Syaikh Sudais (Imam B

Belajar dari Kasus Nurhayati

     Nurhayati hanya sekian kasus yang menimpa para aparat desa, khususnya sejak program Dana Desa digulirkan. Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya Nurhayati (mantan Kaur Keuangan Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon) dihentikan penuntutannya setelah ditetapkan menjadi tersangka oleh Polres Cirebon pada akhir November 2021 atas petunjuk Kejari Cirebon. Bahkan LPSK sampai memberikan perlindungan kepadanya karena dianggap wishtleblower sampai dengan keseluruhan proses sidang selesai pada kasus tersebut. Merujuk keterangan Wakil Ketua LPSK Maneger Nasution, apa yang dilakukan Nurhayati adalah atas dasar rekomendasi - baca : perintah- dan yang paling substansial dalam kasus ini yang bersangkutan punya itikad baik yang dibuktikan dengan berinisiatif melaporkan perbuatan yang telah berulang kali dilakukan oleh Kepala Desa Supriyadi kepada Badan Permusyawaran Desa (BPD) Citemu. Sehingga menurut Maneger sesuai pasal 51 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana),

Produksi Dulu atau Pasar Dulu

        Kamis,   25 Agustus selepas shalat Magrib lanjut pengajian tafsir Quran rutin setiap malam Jumat yang dilanjutkan shalat Isya’ di masjid Al Hikmah jalan Damar tepat di samping SMP Muhammadiyah Cilacap, saya meluncur ke hotel Sindoro Cilacap menjumpai kawan lama teman seangkatan   waktu sekolah di SMPN I Cawas kab Klaten. Kedatangan kawan lama saya itu dalam rangka membantu atau asistensi koleganya dalam perancangan pendirian pabrik sampai dengan pengoperasiannya untuk mengolah bijih plastik menjadi produk peralatan penunjang yang salah satu pengaplikasian produknya di dermaga. Banyak hal yang dibahas/disikusikan dalam obrolan kurang lebih dua setengah jam (20.40 s.d. 23.15) dengan kawan lama saya itu. Pokoknya sangat lengkap tema yang dibahas, poleksosbudhankam. Koleganya pun turut datang bergabung ngobrol di lobby hotel sambil minum jus jambu, kalau saya cukup air putih, sudah malam soalnya. Ada yang menarik dari pernyataan kawan lama saya: “Produksi dulu baru cari pasar, ka