Langsung ke konten utama

Postingan

Sang Mentari Yang Bersahabat

  Pada satu momen perang Mahabarata, Arjuna bersumpah akan bisa memenggal kepala raja Sindu Jayadrata yang tak lain adalah adik ipar dari Duryudhono dedengkot pihak Kurawa. Apabila kepala Jayadrata sampai belum terpisah dari badannya sampai dengan matahari tenggelam, maka Arjuna bersumpah, ia bersedia dibakar hidup-hidup oleh raja Sindu Jayadrata. Sampailah detik-detik Matahari menjelang beranjak menuju peraduan yang ditandai dengan sinar merah menyala di ujung langit Sang Surya tenggelam, namun Arjuna belum berhasil menewaskan raja Sindu Jayadrata. Pasalnya, Sindu Jayadrata disembunyikan pihak Kurawa. Kecemasan mulai merayap di relung jiwa Arjuna, ditambah pihak Kurawa merawa di atas angin dan telah menyiapkan kayu bakar untuk membakar Arjuna. Arjuna pun pasrah dan berkata kepada Kresna: “Basudewa Kresna, apabila memang ini takdir dari kematianku, aku menerima!”. Dengan tersenyum Kresna menenangkan Arjuna: “Tenanglah Arjuna, mintalah pertolongan pada yang kuasa agar kebenaran tak kala
Postingan terbaru

Satu Dasa Warsa Dana Desa

  D esa dalam kontek perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga dengan undang-undang desa diharapkan desa menjadi lebih kuat, maju, mandiri dan demokratis.  Ujungnya adalah agar desa dan masyarakatnya dapat melaksanakan pemerintahan dan lebih mampu berinovasi dalam pembangunan desa untuk menuju masyarakat desa yang adil, makmur dan sejahtera. S usunan dan tata cara penyelenggaraan P emerintah D esa (Pemdes) pasca Undang- U ndang RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang disahkan pada tanggal 15 Januari 2014 dengan revisi perubahan ke-2 UU Nomor 3 Tahun 2024 , maka desa mempunyai kedudukan, susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan dan kemandirian dalam pengembangan dan pembangunan yang lebih kuat. Modelnya mirip atau menyerupai susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintah daerah (Pemkab), pemerintah kota (Pemkot), pemerintah provinsi (Pemrov) maupun pemerintah pusat, tidak terkecuali untuk Desa Adat yang dalam skala nasio

“Wong Pinter Kalah Karo Wong Bejo”

       “Wong pinter kalah karo wong bejo” (orang pandai kalah sama orang beruntung) itu idiom yang masih ada dan dipakai oleh sebagian orang untuk menilai keberhasilan seseorang. Kalau pinter dalam kontek prestasi akademik, yang berarti berkorelasi dengan level pendidikan seseorang yang dibandingkan dengan orang yang berkelimpahan materi sementara yang bersangkutan prestasi akademiknya biasa saja bahkan sempat tidak naik kelas/tingkat dan berujung drop out, maka labeling wong pinter kalah karo wong bejo boleh-boleh saja yang dijadikan tolok ukur. Fenomena tersebut sesungguhnya telah banyak dikupas oleh para motivator. Mayoritas mereka sepakat bahwa  kecerdasan yang bisa membuat orang menjadi sukses tidak hanya karena I ntelligence Q uotient (IQ) tinggi yang ujudnya diukur dengan prestasi akademik. Selain IQ, juga ada Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosi/sosial dan yang ketiga adalah Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spritual. Masing-masing dari jenis kecedasan itu memp

Meski Perang Tetap Shalat

  “ Apabila engkau (Nabi Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu dan dalam keadaan takut diserang), lalu engkau hendak melaksanakan salat bersama mereka, hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) bersamamu dengan menyandang senjatanya. Apabila mereka (yang salat bersamamu) telah sujud (menyempurnakan satu rakaat), hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh). Lalu, hendaklah datang golongan lain yang belum salat agar mereka salat bersamamu dan hendaklah mereka bersiap siaga dengan menyandang senjatanya. Orang-orang yang kufur ingin agar kamu lengah terhadap senjata dan harta bendamu, lalu mereka menyerbumu secara tiba-tiba. Tidak ada dosa bagimu meletakkan senjata jika kamu mendapat suatu kesusahan, baik karena hujan maupun karena sakit dan bersiap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir ” ( Qs. An-Nisa’/4:102). Asbabunnuzul ayat tersebut; Diriwayatkan oleh Ahmad, Al Hakim, dn Al Baihaqi dar

Carica

  Selasa, 28 Mei 20 24 sepulang cuti, seperti biasa melakoni masuk kerja setelah semalaman (12 jam) menyusuri jalan dari terminal Banjarnegara dan turun di RS Hermina Sukabumi (masih 5 km menuju lokasi tinggal). Tidak kelupaan membawa buah tangan minuman khas kabupaten Banjarnegara, Carica. Saya tidak akan membahas Carica, sebab di- gooling pasti bertebaran yang membahasnya. Mungkin sedikit saja, Carica adalah buah se- family dengan buah Pepaya namun ukurannya secara umum lebih kecil. Ia bagus tumbuh di dataran tinggi, sehingga masyarakat di kecamatan Batur kabupaten Banjarnegara banyak yang membudidayakannya, disamping sayur-mayuran, termasuk komoditas Kentang. Usai Carica dibagikan anak-anak SMK yang sedang PKL, ada satu rekan kerja yang mendekat kemeja saja. Yang bersangkutan (R) menyampaikan: “Terima kasih, ya Pak”. “Sama-sama”, saut Saya (S). Ternyata tidak sampai di situ, rupanya yang bersangkutan ingin remembering atau bernostalgia. Berikut cuplikan singkatnya: R    :  Ini (

20 Meter Tidak Lebih Jauh dari 20 Km

  “Setiap hari sanggup menempuh jarak 20 km, bahkan 60 km lebih, namun masjid yang hanya berjarak 20 m tidak sanggup mendatangi setiap waktu panggilan shalat berkumandang…”.   Ungkapan tersebut disampaikan H . Tatto Suwarto Pamuji (69 Tahun - mantan Bupati Cilacap  empat tahun dan dua periode jabatan)  mengawali ceramah Subuh, Jumat 22 Maret 2024 di masjid Al Firdaus yang berdekatan dengan Polsek kecamatan Cilacap Utara sisi Selatan lapangan Krida kelurahan Gumilir. Hal tersebut disampaikan kepada para jamaah mengingat shalat wajib berjamaah dan dilaksanakan di masjid khususnya bagi kaum Adam (laki-laki) serta tepat di awal waktu adalah amalan yang sangat utama. Lebih jauh juga dijelaskan, kesuksesan seseorang sangat berkaitan dengan kualitas yang bersangkutan di dalam mengerjakan ibadah shalat. Apabila ibadah shalat dilaksanakan secara berkualitas dengan tidak asal  menggugurkan kewajiban sebagai seorang muslim, maka kesuksesan dalam kehidupan akan selalu bersamanya. Sehingga segera t

Tanda Hati Mulai Mati

Sahabatku, inilah diantara tanda-tanda hati yang mati: Tarkush sholah; berani meninggalkan sholat fardhu, Adzdzanbu bil farhi; tenang tanpa merasa berdosa padahal sedang melakukan dosa besar (QS 7:3), Karhul Qur'an; tidak mau membaca bahkan menjauh dengan ayat-ayat Alqur'an, Hubbul ma'asyi; terus menerus ma'siyat, Asikhru; sibuknya hanya mempergunjing dan buruk sangka, serta merasa dirinya selalu lebih suci, Ghodbul ulamai; sangat benci dengan nasehat baik dan ulama, Qolbul hajari; tidak ada rasa takut akan peringatan kematian, kuburan dan akhirat, Himmatuhul bathni; gilanya pada dunia tanpa peduli halal haram yang penting kaya, Anaaniyyun; tidak mau tau, "cuek" atau masa bodoh keadaan orang lain, saudara bahkan bisa jadi keluarganya sekalipun menderita, Al intiqoom; pendendam hebat, Albukhlu; sangat pelit, Ghodhbaanun; cepat marah karena keangkuhan dan dengki. **Semoga ALLAH selalu menghiasi hati kita dengan keindahan, kekuatan dan kenikmatan iman & Islam