Langsung ke konten utama

Umrah Haji Hanya Buang-buang Duit !?

 

Pernah ada nada sumbang yang mengatakan kalau umrah dan haji hanya buang-buang uang dan hanya menguntungkan kerajaan Arab Saudi saja. Apabila disebut hanya buang-buang uang, lantas yang plesiran wisata ke benua Eropa, Afrika, Amerika, Australia dan Asia apa juga mau dibilang hanya buang-buang uang. Demikian pula, dikatakan hanya menguntungkan kerajaan Arab Saudi saja, apa yang plesiran wisata ke negara-negara selain Arab Saudi apa juga mau disebut hanya menguntungkan negara itu saja (red: https://majumelangkah.blogspot.com/2019/11/propaganda-perang-kata-kata.html ). 


Terus belum lama, ada media nasional yang konten beritanya mem-framing peristiwa kematian sekeluarga di sebuah komplek perumahan Jakarta Barat disandingkan dengan kesolehan sosial haji, padahal juga bukan sedang musim haji. Toh kalau pun sedang musim haji, apa juga pantas dan membolehkan membuat framing negatif peristiwa tersebut dengan soal haji. 
Siapapun penulisnya atau kontributornya, dewan redaksi khususnya pimpinannya harusnya cermat dan punya sensitifitas yang baik dengan meloloskan konten framing negatif tersebut. Jikalau mau disalah-salahkan maka, sesuai pasal 34 UUD 1945 negara yang paling salah dan sesungguhnya tidak perlu saling menyalahkan dan menyudutkan dengan framing negatif  peristiwa kematian sekeluarga di sebuah komplek perumahan Jakarta Barat disandingkan dengan kesolehan sosial haji.

Pemberitaan model seperti itu jelas-jelas telah melanggar etika jurnalistik. Dari sudut pandang kontek peristiwa juga jauh panggang dari api. Dan apabila kita menyimak perkembangan terakhir penyidikan pihak kepolisian, model dan cara pemberitaan seperti itu semakin ketahuan bertujuan untuk framing negatif soal haji. Setidaknya bertujuan mendegradasi keyakinan umat akan konsep haji. 
Umrah dan haji adalah syariat agama dan merupakan rukun Islam yang ke-5. Pelaksanaannya pun hanya dibebankan kepada bagi yang sudah mampu, baik finansial maupun fisik serta kesiapan keluarga yang akan ditinggalkan melaksanakan umrah/haji.


Sekapur Sirih

Haji sebagai ibadah fisik, ibadah rohani, dan ibadah dana, bertujuan untuk memusatkan segala yang dimiliki hanya tertuju kepada Allah, dan dilaksanakan bukan di tempat yang sepi, melainkan di tempat berkumpulnya orang banyak. Boleh jadi, orang yang menjalankan ibadah haji ditemani oleh isterinya, namun ia tidak boleh berbicara dengan dia yang merangsang nafsu birahi; boleh jadi, ia ditemani oleh musuhnya, namun ia tidak diperbolehkan bertengkar dengan dia; ini semua dimaksudkan agar ia mendapat pengalaman rohani yang tinggi, bukan sekedar pengalaman rohani orang pertapa, yang memutuskan hubungan dengan dunia luar (orang banyak) dan bukan pula pengalaman rohani orang yang menjalankan ibadah di pojok yang sepi, melainkan pengalaman rohani orang yang tinggal di daerah keramaian yang penuh kesibukan, yang ditemani oleh isterinya, kawan-kawannya, dan musuh-musuhnya, sebagai ujian menuju suatu kehidupan paripurna, yakni sehat dan bahagia fisik dan rohani di dunia dan selamat di akhirat kelak. Ibadah haji yang mulia tapi berat ini, erat pula kaitannya dengan perintah ber-qurban (Al-Ma'idah,5:27) (red: https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/HAJI,--MAKNA-DAN-HIKMAHNYA ).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Wong Pinter Kalah Karo Wong Bejo”

       “Wong pinter kalah karo wong bejo” (orang pandai kalah sama orang beruntung) itu idiom yang masih ada dan dipakai oleh sebagian orang untuk menilai keberhasilan seseorang. Kalau pinter dalam kontek prestasi akademik, yang berarti berkorelasi dengan level pendidikan seseorang yang dibandingkan dengan orang yang berkelimpahan materi sementara yang bersangkutan prestasi akademiknya biasa saja bahkan sempat tidak naik kelas/tingkat dan berujung drop out, maka labeling wong pinter kalah karo wong bejo boleh-boleh saja yang dijadikan tolok ukur. Fenomena tersebut sesungguhnya telah banyak dikupas oleh para motivator. Mayoritas mereka sepakat bahwa  kecerdasan yang bisa membuat orang menjadi sukses tidak hanya karena I ntelligence Q uotient (IQ) tinggi yang ujudnya diukur dengan prestasi akademik. Selain IQ, juga ada Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosi/sosial dan yang ketiga adalah Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spritual. Masing-masing dari ...

Produksi Dulu atau Pasar Dulu

        Kamis,   25 Agustus selepas shalat Magrib lanjut pengajian tafsir Quran rutin setiap malam Jumat yang dilanjutkan shalat Isya’ di masjid Al Hikmah jalan Damar tepat di samping SMP Muhammadiyah Cilacap, saya meluncur ke hotel Sindoro Cilacap menjumpai kawan lama teman seangkatan   waktu sekolah di SMPN I Cawas kab Klaten. Kedatangan kawan lama saya itu dalam rangka membantu atau asistensi koleganya dalam perancangan pendirian pabrik sampai dengan pengoperasiannya untuk mengolah bijih plastik menjadi produk peralatan penunjang yang salah satu pengaplikasian produknya di dermaga. Banyak hal yang dibahas/disikusikan dalam obrolan kurang lebih dua setengah jam (20.40 s.d. 23.15) dengan kawan lama saya itu. Pokoknya sangat lengkap tema yang dibahas, poleksosbudhankam. Koleganya pun turut datang bergabung ngobrol di lobby hotel sambil minum jus jambu, kalau saya cukup air putih, sudah malam soalnya. Ada yang menarik dari pernyataan kawan lama saya: “Prod...

Menunda Kesenangan

  Mengutip pernyataan Tung Desem Waringin (motivator, penulis buku Financial Revolution dan buku Life Revolution), terkadang ada orang yang kaya -biasa orang kaya baru atau OKB- tapi tidak tahu cara mengelola keuangannya agar terus bertambah. Bagaimana kah caranya agar kekayaan Anda terus bertambah?. Berikut cara bagaimana mengolah aset dengan benar agar makin kaya menurut Tung Desem : 1. Menunda bersenang-senang Jika ingin kaya, Anda harus dapat mampu menunda kepuasan. Fokus pada hal yang akan datang, dan berpikir dua kali sebelum membeli. Menurut 8 investor dari 10 investor kaya, mengeluarkan uang untuk kebutuhan saat ini tidak seberapa penting jika dibandingkan dengan melakukan investasi tujuan jangka panjang. Jangan sampai demi memenuhi kepuasan, mengeluarkan uang lalu menabung kemudian. Sisihkan pendapatan Anda untuk ditabung lebih dulu, sisanya baru dibelanjakan. Pola pikir demi tujuan jangka panjang dan menunda kepuasan dapat dilatih agar dapat digunakan untuk investasi ke...