Saat orang dalam kondisi kritis segera memerlukan transfusi darah, dipastikan akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan donor darah. Tentu akan lebih mudah apabila ada anggota keluarga dengan golongan darah sejenis dan yang bersangkutan juga dalam keadaan sehat. Jembatan dari masalah tersebut adalah bantuan amal dengan berdonor darah. Sekantong darah dimulai dari satu tetes sehingga setetes darah kita sangat berharga. Kadang muncul pertanyaan yang masuk akal, mengapa donor darah dari kita gratis sementara kalau ada yang membutuhkan tranfusi darah yang dipenuhi dari hasil donor darah, pasien harus membayarnya mahal?. Mungkin jawaban yang paling mudah atas pertanyaan itu adalah operasional dan pengelolaan darah dari hasil donor memerlukan biaya yang tidak sedikit. Darah berwarna merah. Apabila Anda sempat menyaksikan film Pemberontakan G30S PKI, ada petikan kalimat bernada ancaman dari para gerombolan pemberontak: “Darah itu merah, Jenderal!”. Semoga para Pahlawan Revolusi dan...
Kondisi post power syndrom mungkin saja itu kenyataan yang dialami oleh banyak orang yang mempunyai jabatan atau posisi pada menjelang masa akhir jabatan atau posisi-nya. Salah satu yang hilang saat di masa aktif adalah rutinintas menerima gaji/honor rutin setiap periode tertentu. Mungkin juga hal lain yang hilang adalah berakhirnya penghormatan dan disegani kolega, mitra, teman dan bawahan, maupun fasilitas dan pelayanan. Semua hal itu sudah ada di dalam bayangan yang tidak lama lagi semuanya akan sirna. Situasi di atas hampir seratus persen berhubungan dengan cara mendapatkan jabatan atau posisi. Semua telah mendengar bahwa jabatan dan posisi adalah amanah. Meski telah mengetahui itu amanah, namun masih ada yang memperebutkannya dengan cara sikut kanan sikut kiri bahkan ada yang injak bawah dan menjilat atasan. Juga tak jarang ada yang menggunakan paranormal yang katanya “orang pintar”. Istilahnya di publik memunculkan pameo “gagal didapat dukun bertindak”. Kondisi post p...