Kondisi post power syndrom mungkin
saja itu kenyataan yang dialami oleh banyak orang yang mempunyai jabatan atau
posisi pada menjelang masa akhir jabatan atau posisi-nya. Salah satu yang
hilang saat di masa aktif adalah rutinintas menerima gaji/honor rutin setiap periode
tertentu. Mungkin juga hal lain yang hilang adalah berakhirnya penghormatan dan
disegani kolega, mitra, teman dan
bawahan, maupun fasilitas dan pelayanan.
Semua hal itu sudah ada di dalam bayangan yang tidak lama lagi semuanya akan
sirna.
Situasi di atas hampir seratus persen berhubungan dengan cara
mendapatkan jabatan atau posisi. Semua telah mendengar bahwa jabatan dan posisi
adalah amanah. Meski telah mengetahui itu amanah, namun masih ada yang
memperebutkannya dengan cara sikut kanan sikut kiri bahkan ada yang injak bawah
dan menjilat atasan. Juga tak jarang ada yang menggunakan paranormal yang
katanya “orang pintar”. Istilahnya di publik memunculkan pameo “gagal didapat
dukun bertindak”.
Kondisi post power syndrom yang
hanya sesaat adalah wajar, artinya segera move
on. Kondisi move on akan segera
hadir kalau ia menyadari dengan sepenuh hati bahwa akhir suatu jabatan atau posisi
adalah hal biasa dan pasti terjadi, dan hal itu harus dipersiapkan sedari dini.
Meminjam istilah Dr. Suteki: “Tak ada yang dapat menghentikan saat musim semi
tiba”. Artinya, gugur adalah bagian dari siklus kehidupan untuk digantikan dengan tunas-tunas yang
baru.
*****
Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu mengerti? (Al Qasas/28 : 60)
Komentar
Posting Komentar