Tiga
minggu belakangan ini cadar viral lagi “diributkan”. Bahkan dalam sebuah talk
show di sebuah stasiun televisi yang menghadirkan satu pengurus MUI Pusat,
pengamat sosial dan sosok yang sering membuat heboh jagad media sosial. Sosok
tersebut dengan berapi-api bahkan dengan “PD-nya” mengatakan: “Cadar bukan
budaya Arab bahkan kaum Yahudi sudah menggunakan Cadar sebelum Islam ada, jadi
Cadar itu budaya Yahudi, bukan Arab ataupun Islam!” (sambil menunjukkan
foto-foto).
Bagi
yang sudah faham, kalimat yang dilontarkan Si Sosok tersebut hanyalah sebuah verbalisme,
propaganda dan merupakan perang kata-kata dengan memlintir kata-kata untuk
mempengaruhi opini alam bawah sadar kaum awam bahwa Cadar bukan bagian dari
ajaran Islam sehingga tidak perlu dihiraukan.
Sebenarnya
sederhana saja bagi yang faham, ajaran Islam adalah penutup dan penyempurna dari
semua ajaran sebelum kehadiran Islam dan semua hal yang tidak bertentangan maka
dia sesuai dengan ajaran Islam sehingga dapat dipakai, dilaksanakan dan
diterapkan. Dari sudut hak asasi manusia pun memakai Cadar adalah hak setiap
orang, sebagaimana orang hanya mengenakan You Can See dan rok mini. Namun perlu
diingat, semuanya terikat dengan norma agama, kesopanan dan kesusilaan.
Kemarin,
Minggu tanggal 24 November 2019 saya mendapat postingan dari group WA terkait
hal yang perlu diwaspai di jagad maya karena merupakan bagian dari verbalisme, propaganda
dan perang kata-kata dengan memlintir kata-kata untuk mempengaruhi opini alam
bawah sadar kaum awam sehingga masalah yang pokok atau substansialnya menjadi
bias atau kabur yang diberi judul WASPADAI 5 LANGKAH LIBERALISASI AGAMA ISLAM
& MUSLIM, sebagai berikut:
Kaum Sepilis
(sekuler, pluralis, dan liberalis) telah gencar menyebarkan propaganda yang
nampak Islami.
Berikut aneka
PROPAGANDA LIBERAL dan jawaban kontra-logika sesat terkait :
1. PROPAGANDA
SHALAT
“Buat apa SHALAT
kalau riya’ tidak ikhlas, karena tidak diterima oleh ALLAH SWT. Lebih baik
bersihkan hati dulu, nanti kalau sudah ikhlas tidak riya’, maka baru shalat
agar diterima oleh ALLAH SWT.”
TARGET :
Kalimat ini
bertujuan untuk pembenaran meninggalkan shalat dengan “dalih” pembersihan hati
dulu.
JAWAB :
Wajib shalat
walau masih riya’ belum ikhlas, karena shalat adalah KEWAJIBAN AGAMA. Setiap
muslim, ikhlas ataupun riya’, rela atau pun terpaksa, tetap WAJIB mendirikan
Shalat.
Dan Shalat
adalah BENTENG dari segala perbuatan KEJI dan MUNKAR, termasuk riya’,
sebagaimana firman ALLAH SWT dalam QS. Al-‘Ankabuut ayat 45.
اتْلُ
مَا
أُوحِيَ
إِلَيْكَ
مِنَ
الْكِتَابِ
وَأَقِمِ
الصَّلاةَ
إِنَّ
الصَّلاةَ
تَنْهَى
عَنِ
الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ
وَلَذِكْرُ
اللَّهِ
أَكْبَرُ
وَاللَّهُ
يَعْلَمُ
مَا
تَصْنَعُونَ
“Bacalah apa
yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat ALLAH (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan ALLAH mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Justru : Shalat
adalah OBAT HATI yang bisa menyembuhkan dan menghilangkan penyakit hati seperti
riya’ dan ‘ujub.
Bagaimana
penyakit hati bisa sembuh tanpa mendirikan Shalat?!
2. PROPAGANDA
JILBAB
“Lebih baik
tidak pakai JILBAB, tapi hatinya baik, daripada pakai Jilbab tapi hatinya
busuk." Dan kalimat rancu ini, "Lebih baik jilbabkan (jaga) hati dulu
spy baik. Baru menjilbab (jaga) fisik kemudian."
TARGET :
Kalimat ini
bertujuan untuk membenarkan pelepasan Jilbab dengan “dalih” yang penting
hatinya baik.
JAWAB :
Jilbab adalah
KEWAJIBAN AGAMA, baik si pemakai berhati baik maupun buruk, maka Jilbab tetap
WAJIB dikenakan oleh para Wanita Muslimah sesuai dengan ketentuan Syariat,
sebagaimana firman Allah:
يَا
أَيُّهَا
النَّبِيُّ
قُلْ
لِأَزْوَاجِكَ
وَبَنَاتِكَ
وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ
يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ
مِنْ
جَلَابِيبِهِنَّ
ذَلِكَ
أَدْنَى
أَنْ
يُعْرَفْنَ
فَلَا
يُؤْذَيْنَ
وَكَانَ
اللَّهُ
غَفُورًا
رَحِيمًا
“Hai Nabi,
katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Ahzab : 59).
Justru : Jilbab
juga termasuk OBAT HATI yang akan ikut merangsang penyembuhan penyakit hati,
sekaligus identitas muslimah yang jadi benteng dari segala gangguan.
Karenanya, lebih
baik memakai jilbab dan berhati baik, daripada berhati baik tanpa jilbab,
apalagi berhati busuk tanpa jilbab.
3. PROPAGANDA
KEPEMIMPINAN
“Lebih baik
PEMIMPIN KAFIR asal jujur, adil, baik, cerdas dan pekerja keras, daripada
PEMIMPIN MUSLIM yang khianat, jahat, bejat, bodoh dan pemalas.” Dan kalimat
rancu ini, "Lebih baik golput daripada memilih Pemimpin Muslim yg 'kurang'
Islami."
TARGET :
Kalimat ini
bertujuan untuk membolehkan orang Kafir memimpin umat Islam di wilayah
mayoritas muslim. Dan meniadakan pemimpin muslim.
JAWAB :
Berdasarkan
Al-Qur’an dan As-Sunnah serta Al-Ijma’ bahwasanya Orang Kafir HARAM memimpin
umat Islam di negeri Islam atau di wilayah mayoritas muslim.
Kepemimpinan
dalam pandangan Al-Qur’an bukan sekadar kontrak sosial antara sang pemimpin
dengan masyarakatnya, tetapi merupakan ikatan perjanjian antara dia dengan
Allah SWT, sebagaimana termaktub dalam firmanNya :
وَ
إِذِ
ابْتَلَى
إِبْرَاهِيْمَ
رَبُّهُ
بِكَلِمَاتٍ
فَأَتَمَّهُنَّ
قَالَ
إِنِّيْ
جَاعِلُكَ
لِلنَّاسِ
إِمَامًا
قَالَ
وَ
مِنْ
ذُرِّيَّتِيْ
قَالَ
لاَ
يَنَالُ
عَهْدِي
الظَّالِمِيْن
“Dan (ingatlah)
tatkala telah diuji Ibrahim oleh TuhanNya dengan beberapa kalimat, maka telah
dipenuhinya semuanya. Diapun berfirman : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
engkau Imam bagi manusia. Dia berkata : Dan juga dari antara anak-cucuku.
Berfirman Dia : Tidaklah akan mencapai perjanjianKu itu kepada orang-orang yang
zalim.” (QS. Al-Baqoroh : 2).
Karenanya, lebih
baik Pemimpin Muslim yang jujur, adil, baik, cerdas dan pekerja keras, daripada
Pemimpin Kafir yang jujur, adil, baik, cerdas dan pekerja keras, apalagi
Pemimpin Kafir yang khianat, jahat, bejat, bodoh dan pemalas.
4. PROPAGANDA
POLITIK
“Islam itu suci
dan ulama itu mulia, sedang POLITIK kotor. Karenanya, jangan bawa Islam dan
ulama ke dalam politik.” Dan kalimat
rancu, "Islam Yes, Politik No.
TARGET :
Kalimat ini
bertujuan untuk menjauhkan Islam dan ulama dari politik agar para Politisi
Durjana bebas dan leluasa mengatur Negara dan Bangsa sesuai “Syahwat
Syaithooniyyah”-nya.
JAWAB :
Islam itu suci
dan ulama itu mulia, sedang politik (سياسي)
itu PENTING untuk mengurus negara dan bangsa. Karenanya, hanya Islam yang suci
dan ulama mulia yang boleh masuk ke dalam politik agar tidak dikotori oleh para
Politisi Durjana.
Karenanya, Islam
menjadikan Kekhilafahan menjadi salah satu Bab penting dalam Fiqih Islam. Dan
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersama Khulafa Rasyidin Radhiallahu
anhum, telah mempraktekkan POLITIK ISLAM yang benar lagi bersih untuk menjadi
suri tauladan bagi segenap umat Islam.
5. PROPAGANDA
TATHBIQ SYARIAH
“SYARIAT ISLAM
adalah aturan hukum yang bagus, saat diterapkan di zaman Generasi Terbaik
“shahabat”, maka hasilnya bagus.
Sedang zaman
sekarang generasi umat Islam sangat lemah dan tidak bagus, sehingga tak mampu
menjalankan Syariah yang begitu paripurna. Karenanya, umat Islam saat ini
jangan sibuk dengan perjuangan TATHBIQ SYARIAH (penerapan syariah) dulu, tapi
harus fokus kepada perbaikan diri sendiri dulu.”
TARGET :
Kalimat ini
bertujuan agar umat Islam tidak lagi menperjuangkan Tathbiq Syariah dengan
“dalih” memperbaiki diri dulu.
JAWAB :
Syariat Islam
adalah aturan hukum yang bagus, dan selalu oleh para shahabat, sehingga menjadi
Generasi Terbaik.
Nah, generasi
zaman sekarang yang lemah dan kurang bagus, justru karena tidak jalankan
Syariat Islam dengan baik.
Karenanya,
generasi sekarang wajib mencontoh para shahabat dalam menjalankan Syariah yang
begitu paripurna, sehingga bisa menjadi generasi yang bagus juga.
INGAT : Dahulu
para shahabat sebelum masuk Islam merupakan Generasi Jahiliyah yang buruk, lalu
masuk Islam dan menjalankan Syariah Islam, sehingga menjadi Generasi Terbaik
sebagaimana dipuji oleh ALLAH SWT dalam firmanNya :
كُنْتُمْ
خَيْرَ
أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ
تَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ
وَتَنْهَوْنَ
عَنِ
الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ
وَلَوْ
ءَامَنَ
أَهْلُ
الْكِتَابِ
لَكَانَ
خَيْرًا
لَهُمْ
مِنْهُمُ
الْمُؤْمِنُونَ
وَأَكْثَرُهُمُ
الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada ALLAH. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Imron :
110).
“Barangsiapa memberi
petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang
yang mengikuti : tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga.” [HR. Muslim].
Komentar
Posting Komentar