Indonesia menyatakan diri merdeka dengan mengambil momentum kekosongan kekuasaan atas penjajahan Jepang yang wilayah kota Hiroshima dan Nagasaki dibom Amerika Serikat salah satu anggota negara sekutu pada Perang Dunia ke-2. Setiap tahun bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaan yang telah diproklamirkan oleh Proklamator Soekarno dan Muhammad Hatta yang selanjutkan didapuk sebagai presiden dan wakil presiden pertama NKRI, meski penjajah sebelumnya Belanda (salah satu anggota negara sekutu) tidak dapat menerimanya.
Sikap Belanda tersebut bukan berhenti
pada pernyataan saja sehingga pasca proklamasi tercatat tiga kali Belanda
melakukan agresi militer ke NKRI. Pertempuran heroik pasca proklamasi di
antaranya pertempuran Janur Kuning di Yogyakarta dan pertempuran 10 Nopember
berpusat di hotel Yamato Surabaya. Akhirnya Belanda “menerima” saat Konferensi
Meja Bundar (KMB) tahun 1949 di Den Haag, namun dengan catatan Irian Jaya di
luar kesepakatan. Artinya, Belanda masih ingin mengusai wilayah itu. Tidak ada
pilihan lain, pertempuran merebut Irian
Jaya menewaskan Laksamana Yos Yudarso di laut Aru.
Selama 20 tahun dari tahun 1948 sampai dengan 1967 Ibu Pertiwi penuh dengan pergulatan politik di dalam negeri. Beberapa kali terjadi pemberontakan, bahkan tercatat dalam sejarah dua kali Partai Komunis Indonesia (PKI) menikam dari belakang yaitu tahun 1948 dipimpin Muso berpusat di Madiun Jawa Timur dan tahun 1965 dipimpin DN Aidit (Ketua PKI) dan Letkol Untung (Komandan pasukan Cakrabirawa atau Paspamres).
Pemberontankan PKI tahun 1965 yang menjadi latar belakang SUPERSEMAR (Surat Perintah 11 Maret 1966) dari presiden Soekarno selaku Presiden/Panglima Besar Revolusi kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu guna menertibkan pertahanan dan keamanan negara.
Sampailah tahun 1967 Ir. Soekarno meletakkan jabatan presiden pada sidang MPRS yang dipimpin Ketua MPRS Jenderal AH Nasution karena pertanggungjawaban beliau ditolak dan Jenderal Soeharto ditunjuk menjadi Pejabat Presiden RI sampai dengan pelaksanaan PEMILU pertama tahun 1972. Sebagaimana kita ketahui, beliau memimpin negeri sampai tahun 1998.
Itu sejarah singkat Ibu Pertiwi sejak
menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 dan tahun ini (2020) berarti
telah berusia 75 tahun. Sebagai generasi penerus kita mempunyai tugas untuk
mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif, tidak merendahkan marwah para
pahlawan bangsa yang telah mempersembahkan kemerdekaan dengan pengorbanan jiwa dan
harta.
Tentu kita semua sepakat untuk tidak mengisi peringatan kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan yang lebih banyak bermuatan kurang bahkan tidak mendidik serta merendahkan marwah para pahlawan bangsa. Sependapat dengan Habib Abubakar Hasan Assegaf bahwa banyak kegiatan untuk mengisi peringatan kemerdekaan yang dapat menumbuhkan semangat kebangsaan, bukan sekadar hanya lucu-lucuan sehingga tidak merendahkan marwah para pahlawan bangsa.
Komentar
Posting Komentar