Kamis
tanggal 7 November 2019 yang lalu saya mengajukan klaim (penutupan) polis ke-2
dari tiga polis asuransi Fulnadi (Pendidikan) Takaful di agen Asuransi Takaful jalan Todak
kota Pekanbaru provinsi Riau karena masa kontrak telah selesai dan pada saat itu
petugas yang melayani adalah seorang wanita, yang menurut saya masih belia. Dan
ternyata benar setelah ditanyakan kepadanya. Berikut dialog singkat saya (S)
dengan petugas layanan Takaful agen Pekanbaru (PT):
S : Berapa lama masuk rekening, Mbak?
PT: 14 hari kerja, Pak
S : Sudah lama di Pekanbaru ?
PT: Sejak masuk kuliah di UIN Suska (Sultan Syarif Kasim), Pak
S : Sudah selesai?
PT: Tahun lalu (2018) Pak, alhamdulillah ada kesempatan kerja di sini (Takaful)
S : Baru ya, jurusan apa?
PT: S1 Komunikasi Pak
S : Sudah menikah?
PT: Belum Pak, apa ada rekomendasi Pak?!
Bagi saya, ini kali pertama ada perempuan yang menanyakan rekomendasi soal jodoh. Pembaca jangan berpikir, jikalau terbersit di dalam benak saya untuk dijadikan yang ke-2. Tidak sama sekali, meskipun agama memperbolehkan, ehmm. Jadi silakan saja apabila ada para pembaca yang budiman ingin meminangnya, silakan japri saya. Insyaallah saya bantu bertemu.
---***---
Menurut ustadz Bachtiar Natsir, Lc, MA, wanita lebih aktif dalam mencari jodoh tentu saja boleh.
Bahkan, jika melihat laki-laki yang saleh agamanya dan baik akhlaknya, bisa
disampaikan kepada orang tua, paman atau guru untuk memintanya sebagai suami.
Bahkan, di zaman Rasulullah saw pun ada orang yang langsung berbicara kepada
Nabi menawarkan diri sebagai istri. Contoh Khadijah ra, istri pertama
Nabi Muhammad saw.
Khadijah ra yang meminta Nabi Muhammad saw untuk menjadi suaminya -tentu saja melalui kerabat perempuan Nabi. Pernikahan mereka bahagia. Bahkan, setelah Khadijah tiada, Nabi Muhammad saw selalu
ingat kepadanya.
Dalam riwayat, ditemui pula seorang wanita yang datang
menawarkan diri kepada Rasulullah saw untuk menjadi istrinya. Wanita yang
mendengarnya (putri Anas bin Malik RA) menyindirnya sebagai wanita yang kurang
rasa malunya. Namun, sindiran itu dibantah sang ayah, Anas bin Malik. "Ia
lebih baik daripada engkau. Ia menyukai Rasulullah lalu menawarkan dirinya
kepada Beliau. Sedangkan engkau tidak bisa berbuat apa-apa." (HR Bukhari,
an-Nasai dan Ibnu Majah).
*Sebagian dikutip dari website: https://www.republika.co.id/berita/koran/wawasan/15/10/09/nvyep21-ustaz-bachtiar-natsir-tak-ada-kata-terlambat-soal-jodoh
Komentar
Posting Komentar