Langsung ke konten utama

Mempermudah Pengguna Jalan

Koleksi pribadi (foto Minggu 17 Des 2023)

 Merujuk Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. Sehingga jalan merupakan fasilitas umum (fasum), yang karenanya semua kalangan dapat mengunakan/melewatinya tanpa hambatan yang disebabkan kesalahan orang dalam memanfaatkan fungsi jalan.

Koleksi pribadi (foto tgl. 17 Des 2023)
    Minggu 17 Desember kemarin, pukul 06.00 wib berangkat joging pagi menuju Taman Menteng bersama keluarga dari tempat menginap di Kasira Residence Jl. Unta Raya no. 19, RT 03/06 Bintaro sektor 7, kel. Pondok Ranji kec. Ciputat Timur kab. Tangerang Selatan provinsi  Banten  (dekat Perum Menteng). Masih cukup pagi dan hari libur sehingga lalu Lalang kendaraan sepanjang jalan menuju Taman Menteng tidak terlalu ramai.

 Menyusuri jalan Unta, pada beberapa titik di dinding sisi sebelah kiri (posisi wilayah RT 04 RW 06 setempat) ditempel spanduk yang berbunyi: “BAHU JALAN BUKAN UNTUK GARASI MOBIL ANDA. Jalan Kampung Adalah Milik Warga bro… BUKAN GARASI MOBIL PRIBADIMU. Jangan Rampas Hak Jalan Jalan Untuk Orang Lain”.

Telah menjadi rahasia umum, saat ini banyak yang memiliki mobil pribadi namu si pemilik mobil tidak ada garasi mobil di rumahnya. Bahkan juga banyak yang memiliki mobil namun belum mempunyai rumah, dan ini tidak masalah apabila kendaraan ditempatkan di lokasi yang tepat peruntukannya.

Tentu ada dampak ikutan dari fenomena tersebut, yaitu mereka  menggunakan lahan milik orang lain, di lahan fasilitas umum bahkan diparkir permanen di bahu jalan, seolah sudah menjadi garasi mobilnya. Maka tak ayal muncul kesemerawutan lingkungan jalan. Juga kenyamanan pengguna jalan yang hanya sekadar numpang lewat menjadi terganggu.

Tidak jarang karena ukuran jalan terlalu kecil/sempit, sering kejadian kendaraan yang lewat menyenggol kendaraan terparkir (red: bahu jalan dijadikan garasi) dan tentu ini masalahnya menjadi lain. Dan uniknya, atas kejadian tersebut peluang terbesar yang disalahkan adalah kendaraan yang nyenggol, padahal kendaraan yang disenggol parkir sembarangan. Tentu persoalan menjadi lain apabila kendaraan yang disenggol adalah kendaraan tamu alias hanya parkir sementara.

Kondisi tersebut perlu kesadaran kolektif. Misalnya, kalau tidak punya garasi mobil di rumah, ya tidak usah membeli mobil. Apabil bereinginan memiliki mobil, ya disediakan terlebih dahulu garasinya di rumah masing-masing sehingga lingkungan tempat tinggal menjadi nyaman dan juga para pengguna jalan tidak terganggu oleh karenanya.

Mempermudah akses jalan kepada pengguna jalan adalah tindakan mulia, dan ini semisal menyingkirkan duri (hambatan) dari jalan. Hadits seperti di riwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahwa: Nabi SAW, bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama ialah ucapan ~Laa ilaaha illallah~ (Tidak ada Tuhan selain Allah), dan yang paling rendah ialah _menyingkirkan gangguan (duri) di jalan_, dan malu adalah salah satu cabang dari iman”. [HR. Bukhari dan Muslim].

Namun sebaliknya, secara tersirat dapat dipahami bahwa jika seseorang dengan sengaja memasang duri atau rintangan di jalan, maka dapat dikatakan orang bersangkutan tidak (kurang) beriman. Subtansi dari ajaran akhlaqul karimah ini adalah bagaimana agar orang beriman selalu peduli dengan kelancaran perjalanan orang, bagaimana memperlancar bahkan membuat aman dan nyaman orang lain dalam perjalanan.

Subtansi tersirat pesan tersebut dapat diperluas yaitu bagaimana memperlancar dan mepermudah urusan orang lain, bahkan tidak sebatas urusan di jalanan tapi urusan di mana saja, di kantor, di instansi, di rumah dalam keluarga dan lain-lain. Semangat mempermudah bukan mempersulit, sejalan dengan hadits Rasulullah saw lainnya: “Mudahkanlah setiap urusan & janganlah kalian mempersulitnya, buatlah mereka tenang & jangan membuat mereka lari”. [HR. Bukhari No.5660]. (red: https://tekim.fti.umi.ac.id/2022/08/28/singkirkan-duri-di-jalan/ ).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Wong Pinter Kalah Karo Wong Bejo”

       “Wong pinter kalah karo wong bejo” (orang pandai kalah sama orang beruntung) itu idiom yang masih ada dan dipakai oleh sebagian orang untuk menilai keberhasilan seseorang. Kalau pinter dalam kontek prestasi akademik, yang berarti berkorelasi dengan level pendidikan seseorang yang dibandingkan dengan orang yang berkelimpahan materi sementara yang bersangkutan prestasi akademiknya biasa saja bahkan sempat tidak naik kelas/tingkat dan berujung drop out, maka labeling wong pinter kalah karo wong bejo boleh-boleh saja yang dijadikan tolok ukur. Fenomena tersebut sesungguhnya telah banyak dikupas oleh para motivator. Mayoritas mereka sepakat bahwa  kecerdasan yang bisa membuat orang menjadi sukses tidak hanya karena I ntelligence Q uotient (IQ) tinggi yang ujudnya diukur dengan prestasi akademik. Selain IQ, juga ada Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosi/sosial dan yang ketiga adalah Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spritual. Masing-masing dari ...

Produksi Dulu atau Pasar Dulu

        Kamis,   25 Agustus selepas shalat Magrib lanjut pengajian tafsir Quran rutin setiap malam Jumat yang dilanjutkan shalat Isya’ di masjid Al Hikmah jalan Damar tepat di samping SMP Muhammadiyah Cilacap, saya meluncur ke hotel Sindoro Cilacap menjumpai kawan lama teman seangkatan   waktu sekolah di SMPN I Cawas kab Klaten. Kedatangan kawan lama saya itu dalam rangka membantu atau asistensi koleganya dalam perancangan pendirian pabrik sampai dengan pengoperasiannya untuk mengolah bijih plastik menjadi produk peralatan penunjang yang salah satu pengaplikasian produknya di dermaga. Banyak hal yang dibahas/disikusikan dalam obrolan kurang lebih dua setengah jam (20.40 s.d. 23.15) dengan kawan lama saya itu. Pokoknya sangat lengkap tema yang dibahas, poleksosbudhankam. Koleganya pun turut datang bergabung ngobrol di lobby hotel sambil minum jus jambu, kalau saya cukup air putih, sudah malam soalnya. Ada yang menarik dari pernyataan kawan lama saya: “Prod...

Carica

  Selasa, 28 Mei 20 24 sepulang cuti, seperti biasa melakoni masuk kerja setelah semalaman (12 jam) menyusuri jalan dari terminal Banjarnegara dan turun di RS Hermina Sukabumi (masih 5 km menuju lokasi tinggal). Tidak kelupaan membawa buah tangan minuman khas kabupaten Banjarnegara, Carica. Saya tidak akan membahas Carica, sebab di- gooling pasti bertebaran yang membahasnya. Mungkin sedikit saja, Carica adalah buah se- family dengan buah Pepaya namun ukurannya secara umum lebih kecil. Ia bagus tumbuh di dataran tinggi, sehingga masyarakat di kecamatan Batur kabupaten Banjarnegara banyak yang membudidayakannya, disamping sayur-mayuran, termasuk komoditas Kentang. Usai Carica dibagikan anak-anak SMK yang sedang PKL, ada satu rekan kerja yang mendekat kemeja saja. Yang bersangkutan (R) menyampaikan: “Terima kasih, ya Pak”. “Sama-sama”, saut Saya (S). Ternyata tidak sampai di situ, rupanya yang bersangkutan ingin remembering atau bernostalgia. Berikut cuplikan singkatnya: R  ...