Langsung ke konten utama

400 Ribu Sangat Berarti

Saat makan siang di Warung Makan Solo Putussbau, Si Penjual marah-marah sendiri. “Ada apa tho, Mbak?”, tanya saya. “Itu mas, sudah berbulan-bulan ada orang makan tapi tidak bayar. Padahal waktu diawal-awal bilang, ngutang dulu. Niat saya cuma nolong, katanya tidak punya uang”, jawab si Mbak. “Lha, berapa mbak?”, lanjut saya. “Empat ratus ribu, mas”, jawabnya.
Warung Makan Solo di Putussbau sebagai warung makan pada umumnya, yang kalau di Jakarta seperti warung Tegal (Warteg) dan tentu anda dapat memperkirakan segmentasi pasar atau pelanggan dari Warung Makan Solo di Putussbau tersebut, lebih-lebih warung tersebut berada di lokasi tidak jauh dari batas negeri atau wilayah pinggir nusantara.
Sekedar informasi, Putussibau adalah sebuah kota kecil juga nama sebuah kecamatan yang berada di dalam wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat yang mayoritas wilayahnya dikategorikan sebagai daerah terpencil.  Kabupaten Kapuas Hulu mempunyai batas wilayah dengan negara tetangga jiran, Malaysia dengan titik Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di kecamatan Badau, yang masyarakat lazim menyebut PLBN Nanga Badau.
Istilah lain yang juga bisa menggambarkan kondisi keuangannya, lubang digali namun bocor diluar kendali. Ya, istilah tersebut cocok dengan yang dialami pemilik Warung Solo. Si penghutang makan sudah berbulan-bulan tidak menampakkan batang hidungnya.
Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Si pemilik warung juga terjerat hutang berbunga yang tidak sedikit. Namanya hutang tentu harus dibayar dan itu masih ditambah bunganya disamping  pokok hutang. Setiap sore hari debt collector atau penagih hutang datang mengambil angsurannya, yang katanya dari koperasi.
Si pemilik Warung Makan Solo nampaknya sudah pasrah, meski secara manusia dia marah-marah, curhat kata anak zaman now. Bisa jadi dia akan update status di medsos jikalau dia punya akun medsos.
Empat ratus ribu sangat berarti bagi pedagang kecil seperti Warung Makan Solo Putussbau, terlebih dia harus mengangsur membayar hutang setiap hari meski itu resiko yang harus dia ambil akibat memutuskan berhutang. Mungkin ada yang mengatakan hal biasa orang berhutang tidak mau bayar. Itu betul tetapi salah.  

Nabi berpesan bahwa dengan melapangkan (merelakan) hutang yang kita berikan  adalah suatu amal kebaikan. Namun wajib diingat pesan Nabi yang lain, agar tidak berhutang jika tidak benar-benar membutuhkan dan jikalau terpaksa berhutang maka harus ditanamkan niat yang kuat dalam hati untuk membayarnya. Jadi seimbang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perang Itu Belum Berakhir

  Salah satu untuk mengalihkan perhatian terhadap peradaban Islam adalah perang Salib. Dalam sejarahnya, perang Salib pernah terjadi di antara sesama mereka dan juga menyasar kaum Yahudi. Kejadian Perang Salib Kataris pernah dijadikan legitimasi atas pembantaian di antara sesama Kristen, bahkan dalam perkembangannya berakhir menjadi kepentingan politik. Perang konvensional adalah menumpahkan darah sesama makhluk ciptaan Tuhan. Tidak hanya kepada makhluk yang bernama manusia, makhluk yang pun bisa kena imbasnya. Perang adalah pilihan jalan terakhir, apabila semua jalan menempuh damai sudah buntu. Ada adab-adab dan prasyarat perang dalam Islam, yaitu: Dilarang membunuh anak-anak, wanita, dan orang tua. Kecuali mereka dengan bukti yang jelas melindungi pasukan lawan dan melakukan perlawanan dan dilarang dibunuh jika sudah menyerah, termasukan pasukan yang telah menyerah. Dilarang membunuh hewan, merusak tanaman dan merusak habitatnya. D ilarang merusak fasilitas umum dan tempat ibadah da

“Wong Pinter Kalah Karo Wong Bejo”

       “Wong pinter kalah karo wong bejo” (orang pandai kalah sama orang beruntung) itu idiom yang masih ada dan dipakai oleh sebagian orang untuk menilai keberhasilan seseorang. Kalau pinter dalam kontek prestasi akademik, yang berarti berkorelasi dengan level pendidikan seseorang yang dibandingkan dengan orang yang berkelimpahan materi sementara yang bersangkutan prestasi akademiknya biasa saja bahkan sempat tidak naik kelas/tingkat dan berujung drop out, maka labeling wong pinter kalah karo wong bejo boleh-boleh saja yang dijadikan tolok ukur. Fenomena tersebut sesungguhnya telah banyak dikupas oleh para motivator. Mayoritas mereka sepakat bahwa  kecerdasan yang bisa membuat orang menjadi sukses tidak hanya karena I ntelligence Q uotient (IQ) tinggi yang ujudnya diukur dengan prestasi akademik. Selain IQ, juga ada Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosi/sosial dan yang ketiga adalah Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spritual. Masing-masing dari jenis kecedasan itu memp

20 Meter Tidak Lebih Jauh dari 20 Km

  “Setiap hari sanggup menempuh jarak 20 km, bahkan 60 km lebih, namun masjid yang hanya berjarak 20 m tidak sanggup mendatangi setiap waktu panggilan shalat berkumandang…”.   Ungkapan tersebut disampaikan H . Tatto Suwarto Pamuji (69 Tahun - mantan Bupati Cilacap  empat tahun dan dua periode jabatan)  mengawali ceramah Subuh, Jumat 22 Maret 2024 di masjid Al Firdaus yang berdekatan dengan Polsek kecamatan Cilacap Utara sisi Selatan lapangan Krida kelurahan Gumilir. Hal tersebut disampaikan kepada para jamaah mengingat shalat wajib berjamaah dan dilaksanakan di masjid khususnya bagi kaum Adam (laki-laki) serta tepat di awal waktu adalah amalan yang sangat utama. Lebih jauh juga dijelaskan, kesuksesan seseorang sangat berkaitan dengan kualitas yang bersangkutan di dalam mengerjakan ibadah shalat. Apabila ibadah shalat dilaksanakan secara berkualitas dengan tidak asal  menggugurkan kewajiban sebagai seorang muslim, maka kesuksesan dalam kehidupan akan selalu bersamanya. Sehingga segera t