UNBK level SMA belum lama berselang telah usai
digelar untuk menguji kemampuan nalar peserta didik dan pemetaan tingkat
kualitas pendidikan secara nasional. Peserta ujian banyak yang curhat di medsos
karena soal ujian yang susah dikerjakan. Demikian pula, guru dan pemerhati
pendidikan juga ikut mengkritisi karena
soal-soal kategori/kelompok HOTS (higher order
thinking).
Masalah ujian nasional sejak pasca reformasi
dan otonomi daerah selalu menjadi pro dan kontra setiap akan diselenggarakan,
alias setiap tahun pasti muncul ke permukaan. Pak Jusuf Kalla waktu itu pernah
mengatakan: “Kalau tidak diuji, bagaimana bisa diketahui kualitasnya, ibarat
sekolah itu pabrik biar hasilnya diuji pengguna !”. Pasca statement pak JK saat itu masih banyak muncul pro kontra. Masalah
mekanisme ujian, fasilitas pendidikan yang belum merata, pergantian kurikulum
dan kebijakan pendidikan dan di sisi yang lain kualitas pendidik yang masih
dibawah rata-rata.
Semua pasti sepakat bahwa pendidikan itu sangat
penting bahkan ada yang menganggap bahwa pendidikan itu adalah investasi yang
buahnya akan dipanen pada masa yang akan datang. Proses mendapatkan sekolah
tidak bisa dibilang gampang dan biaya pendidikan yang kian mahal dianggap
bukanlah penghalang untuk meraih masa depan bagi si buah hati. Karena itulah
banyak orang tua berusaha sekuat tenaga banting tulang demi anak-anaknya dapat bersekolah.
Siang jadi malam dan malam pun jadi siang, badan berpeluh keringat dan sakit
pun tak dirasa, dengan harapan di masa depan nasib sang anak akan lebih baik
dari dirinya.
Kontek “harapan di masa depan nasib sang anak
akan lebih baik dari dirinya” yang paling mudah dicerna adalah mendapatkan
pekerjaan yang layak alias tidak menjadi pengangguran apalagi meresahkan banyak
orang. Namun banyak fakta yang berbicara lain, jangankan sampai selesai lulus
sekolah, cukup banyak pelajar dan mahasiswa yang putus di tengah jalan karena
memilih mengambil jalan yang menyimpang. Tentu tidaklah sama apabila mereka
harus memutuskan untuk memilih jalan berbeda dengan dilandasi perhitungan yang
matang dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Lantas apa guna bersekolah atau kuliah ?.
Kalimat terakhir sangat jelas mendeskripsikan bahwa
bersekolah dan menempuh kuliah -mengikuti pendidikan dan pelatihan- adalah
untuk mengetahui dan menggali potensi yang dimiliki oleh seseorang. Apabila
institusi pendidikan dan pelatihan tidak mampu menciptakan itu, maka sudah
tentu dia telah gagal memoles maupun meng-up grade agar para alumninya mempunyai kompetensi yang berdaya
saing yang tangguh dan penuh percaya diri.
Komentar
Posting Komentar